Blogroll

banner image

Langit Biru Pertamina, Mengulas Lengkap Proyek Strategis Demi Masa Depan Cerah


Kilang minyak milik Pertamina. (Foto: kemendagri.go.id)
 

Selama 56 tahun beroperasi, Pertamina, sebagai salah satu BUMN yang berurusan dengan minyak juga energi baru dan terbarukan, menjatuhkan orientasinya pada kepentingan pelanggan juga melakukan upaya perbaikan dan inovasi secara berkala, dibarengi dengan upaya bisnis lainnya.  Dengan persaingan teknologi dan sumber energi di era modern ini, menciptakan energi alternatif terbarukan dalam penyediaan sumber energi yang lebih efisien, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan menjadi bukti komitmen pertamina.




Sumber : BPS, Korps Lalu Lintas Kepolisian Republik Indonesia (Korlantas Polri)


Setelah melihat grafik dari pengguna kendaraan bermotor dari tahun 2005-2015 diatas, terlihat jelas bahwa pengguna kendaraan bermotor terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal tersebut memaksa PT Pertamina merancang penambahan produksi dan kualitas terhadap minyak bumi dengan mencanangkan Proyek Langit Biru Kilang Cilacap (PLBC) yang menjadi proyek kelanjutan dari Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) .
PBLC merupakan salah satu rancangan proyek dalam rangka peningkatan spesifikasi dari Premium ke Pertamax. Menargetkan peningkatan spesifikasi gasoline dari semula RON 88 menjadi RON 92 menuju Euro IV yang lebih ramah lingkungan sekaligus penghematan devisa negara karena hanya menambah kapasitas produksi dan juga didapat dari penghematan impor BBM, elpiji, dan lainnya, akan membuat Pertamina hemat sekitar US$ 1,5 juta/hari, dijelaskan oleh Direktur Utama Pertamina.  
Proyek Langit Biru ini telah dikenal sejak sebelum proyek Pertamina di Kilang Cilacap. Program tersebut telah diluncurkan pertama kali pada tahun 1996 oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup. Dalam penjelasannya, program langit biru merupakan program yang bertujuan untuk mengendalikan dan mencegah pencemaran udara dan mewujudkan perilaku sadar lingkungan baik dari sumber tidak bergerak (industri) maupun sumber bergerak yaitu kendaraan bermotor, disamping juga dapat menjawab tantangan upaya-upaya inovatif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca yang merupakan penyebab terjadinya perubahan iklim dari sektor transportasi. 


Peraturan pemerintah yang mewajibkan produsen kendaraan bermotor dengan standar EURO II untuk kendaraan roda empat dan EURO III untuk kendaraan roda dua yang berlaku mulai 1 Agusutus 2013 sudah memacu untuk perbaikan dari segi teknologi pengontrolan emisi. Dengan target dalam PLBC adalah hasil premium dengan spesifikasi EURO IV yang tentu saja lebih baik dibandingkan EURO III. Sehingga perbaikan ini diharapkan dapat berkontribusi dalam penurunan gas buang.  Program Langit Biru juga akan dibarengi dengan pengurangan kadar sulfur dari sebelumnya 200 menjadi 50 PPM. Premium dengan kadar sulfur rendah relatif menghasilkan emisi yang lebih bersih.
Walaupun sempat tersendat di proses tender, akhirnya kontrak kerjasama untuk PBLC dapat dilakukan setelah melalui perundingan dan permasalahan revisi lainnya. PT Pertamina (Persero) memutuskan menggandeng JGC Corporation sebagai kontraktor engineering, procurement, and construction senilai US$ 392 juta. Penandatanganan penetapan kontrak dilakukan oleh Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto, Chairman Emeritus JGC Corporation Yoshihiro Shigehisa, dan Presiden Direktur PT Encona Inti Industri Y.B. Haryono serta disaksikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla dan jajaran menteri Kabinet Kerja di Cilacap kala itu pada 26 November 2015.
Proyek Langit Biru ditargetkan tuntas dalam waktu 34 bulan sejak penandatanganan kontrak. Proyek ini akan terdiri dari tiga kegiatan utama, yaitu melakukan revamping dengan mengubah pola operasi Unit Platforming I dari fix bed catalyst menjadi continuous catalyst regeneration yang memungkinkan kadar oktan dari gasoline yang diproduksi lebih tinggi, membangun unit baru berupa Light Naphtha Hydro treating dan Isomerization, serta pembangunan unit baru berupa utilitas dan offisite. ‎
Situs resmi Pertamina pada 2 September 2016 menuliskan, bahwa Proyek Langit Biru Cilacap telah memasuki fase konstruksi minggu ke-17 dari keseluruhan jangka waktu yang sudah direncanakan. Dalam fase ini pekerjaan yang sedang berjalan meliputi demolition work, site grading serta trial excavation di area Axen, FOC 1 dan area Utilities serta area Temporary Facility, serta pembersihan lahan dari scraft, mengecek kondisi tanah dari bahan-bahan yang sudah tertanam sebelumnya, pemadatan tanah serta penebangan pohon di sekitar area pembangunan PLBC.
Pohon yang ditebang tersebut didata jumlahnya dengan tujuan untuk dilakukan penanaman pohon kembali sesuai jumlah pohon yang ditebang. Dan batang pohon yang ditebang disumbangkan di komunitas ataupun masyarakat yang tinggal di sekitar kilang. Hal ini merupakan komitmen Pertamina terhadap kepedulian dan kelestarian lingkungan.
Direktur Pengolahan Pertamina, Rachmad Hardadi, menambahkan, proyek PLBC ditargetkan bisa beroperasi Oktober atau November 2018 dengan total kapasitas 91.000 barel per hari. Dalam proyek tersebut tidak kurang dari 2.000 tenaga kerja akan terlibat sehingga diharapkan PLBC dapat memberikan dampak berganda yang positif bagi kesejahteraan masyarakat, khususnya lokal Cilacap.
Gen Langit Biru, sebutan dari PBLC, mengupayakan peningkatan BBM yang ramah lingkungan agar kualitas udara tetap terjaga, lebih sehat dan langitpun tetap biru. Mengharapkan masa depan yang cerah, optimis, dan penuh dengan harapan-harapan baru. Generasi langit biru sendiri adalah Generasi Millenial yang lebih mementingkan kualitas hidup untuk masa depan yang lebih baik.
Sebagai Warga Negara Indonesia kita juga termasuk dari Generasi Langit Biru, berpacu pada kualitas serta perbaikan dengan perhitungan terhadap masa yang akan datang agar tidak menuai penyesalan setelahnya. Mengusahakan yang terbaik untuk masa depan sebiru langit tanpa polusi dan emisi. #GENLANGITBIRU




 Sumber :






Langit Biru Pertamina, Mengulas Lengkap Proyek Strategis Demi Masa Depan Cerah Langit Biru Pertamina, Mengulas Lengkap Proyek Strategis Demi Masa Depan Cerah Reviewed by Fian ti Inoe on November 04, 2017 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.