Yap.. saya hanya ingin bercerita sedikit tentang kesenangan saya di dunia kepenulisan yang baru dimulai setelah saya masuk perguruan tinggi. Semua orang pasti merasakan gimana manfaatnya sebuah tulisan itu untuk banyak hal, bisa saja untuk bahan ajar, ataupun hiburan sesaat dengan kata-kata receh yang 'ngena'.
Semua orang pasti bisa menulis, entah seberapa recehnya, itu adalah suatu karya tangan kita. Penulis tidak hanya orang yang mempunyai suatu karya dengan lembaran cetak yang bisa digenggam dengan royalti yang mengiringinya. Kita semua penulis, menghasilkan karya dalam setiap bab-bab baru dalam hidup dengan sejuta kejadian indah dan aneh yang mungkin bagi orang lain itu hal biasa, tapi bagi kita itulah kesempurnaan hidup.
Seorang penulis sejatinya adalah orang yang selalu bisa membuat hidupnya seolah di dunia fantasy dengan keseruannya yang tiada akhir. Membuat orang lain merasakan fantasy dan kesenangan kita adalah pilihan. Dan lembaran cetak itu bonusnya.
Pertama kali saya mencoba untuk menjajaki dunia kepenulisan adalah dunia non-fiksi, jurusannya cerpen tapi bisa juga cerbung--cerita sambung. Nah di situ saya yang baru belajar ini senang dengan penghargaan dan apresiasi orang lain yang membaca cerpen bahkan cerbung saya. Tapi saat saya membuat cerbung, kesinambungan satu part cerita dengan part cerita yang lain seringkali membuat saya pusing sendiri, apalagi masalah-masalah lainnya yang meningkatkan kadar stress di otak saya. Makanya saya ingin membahas masalah ini disini... dimana menemui titik kejenuhan yang haqiqi dan mencoba lagi membangun semangat menulis.
1. Takut Untuk Memulai?
Permasalahan umum yang ada di setiap insan calon penulis adalah takut untuk memulai. Oleh karenanya mulailah semangat untuk menulis. Sereceh apapun tapi dengan bumbu humor dan lainnya, pasti akan menarik minat pembaca. Alasan yang seringkali muncul adalah merasa canggung dengan tulisannya sendiri atau merasa bahasa kepenulisannya kurang baik. Banyak yang beralasan di tidak bisa menggunakan bahasa baku karena tidak tahu aturannya.
Di jaman modern ini, bukankah e-book sudah sangat mudah di akses? Bahkan pelajaran sejak SD, kita semua mendapatkan mata pelajaran Bahasa Indonesia. Apakah selama masa belajar anda masih belum cukup?
Jika masalahnya ada pada kesulitan bahasa, kita bisa belajar lagi dengan aplikasi 'KBBI V' yang tersedia di google playstore. Disana kita bisa membaca seluruh panduan lengkap dalam aturan penulisan bahasa baku, dari kata hingga peletakkan koma sekalipun. Saya sendiri belum 'qatam' mempelajarinya, saya hanya modal nekat dan berani.
Lagipula menulis dengan singkatan dan bahasa gaul seperti 'loe' atau 'gue' juga bukan suatu tindak kriminalitas kan?
Jika masalahnya ada pada ide, itu sangat mudah diatasi. Karena setiap hal yang kita lakukan bisa dijadikan ide, dari jalan, jongkok, tiduran, sampai ketiduran terus bangun lagi, kita bisa buat minimal satu kalimat tulisan. Lalu apa lagi yang harus kita takutkan?
2. Yakin pada diri sendiri.
Permasalahan selanjutnya mungkin rasa yakin itu. Rasa cemas memikirkan apakah tulisan kita diterima atau tidak. Di saat anda mulai memublikasikan tulisan kita, di web atau blog atau aplikasi kepenulisan lain, yakinlah akan tulisan kita.
Tapi jangan berakhir sombong dan tidak mau mendengarkan saran karena merasa tulisan kita sudah baik. Bila ada orang yang mengkritisi tulisan kita, terima dengan lapang dada, perbaiki sedikit demi sedikit dan terus belajar.
Jangan merasa puas dulu dengan pujian yang kita terima. Pujian hanyalah nilai bonus atas keyakinan kita akan hasil tulisan milik kita sendiri, bukan hasil dari karya orang lain yang di satu padukan menjadi karya baru yang jatuhnya non-orisinil.
3. Buat karya anda semenarik mungkin.
Banyak karya orang yang di kritisi karena penyajian dari cerita itu sendiri kurang menarik, ada yang bilang jika tulisan kita mungkin sulit untuk dibaca, terlalu panjang, terlalu membosankan. Dengan mempelajari penyajian yang baik, kita bisa menghindari permasalahan berikutnya.
Sajian karya merupakan satu hal yang krusial karena itu berpengaruh kepada keseluruhan cerita. Jika pada part 1 (jika tulisan bersambung) sudah tidak bisa menarik minat pembaca. Itu akan membuat keseluruhan cerita kita akan di pandang negatif.
Mungkin saya akan membahas penyajian yang baik lain waktu.
4. Terlalu Banyak Ide yang Bermunculan di Kepala.
Kita khalayak muda pasti sudah 'sangat sering sekali' menghadapi permasalahan ide ini. Karena otak kita yang terus berkembang dan belajar, ide-ide itu akan mengalir dengan sedirinya di kala satu cerita yang sedang kita tekuni bahkan baru sampai separuh jadi. Parahnya lagi kalau ide awal kita justru menghilang tanpa jejak dan enggan untuk kembali. >,<
Itu juga sering saya alami. Saat saya baru makan, tibalah suatu inspirasi cerita baru, saya membuat alur sederhana secara cepat dalam kepala saya. Akan saya apakan ya ide ini? bagus nih idenya kalau saya buat cerita baru! Itu yang saya pikirkan. Tapi saat di hadapkan dengan deadline cerita saya yang lama dan belum kelar juga sampai sekarang justru saya berhenti di tengah jalan.
Sudah membuat banyak sekali rencana, tapi tiba-tiba persedian kata itu menghilang, yang muncul malah ide yang satunya lagi.
Akhirnya saya buat metode sederhana untuk mengatasi itu. Saya selalu membuat catatan kecil dengan sticky note dan saya pasang di tembok dekat meja belajar, temboknya saya pasangin plastik bening dulu tapi biar tidak kotor. Saya menempelkan ide sesuai dari masing-masing ceritanya jadi ide itu tidak akan hilang. Tinggal melanjutkan cerita awalnya dulu agar tidak menjadi penulis yang setengah-setengah.
Dan sekarang tembok kamar saya udah kayak ruang detektif dengan berbagai tempelan di dindingnya.
5. Mengembalikan ide yang hilang.
Ide yang berjalan-jalan entah kemana dan tidak kunjung kembali itu kasus kehilangan tingkat tinggi. Mau lapor polisi nanti jatuhnya di laporkan ke rumah sakit jiwa. Padahal polisi itu tidak memahami seberapa pentingnya ide kita yang hilang itu.
Nah, karena polisi saja tidak bisa membantu kita, maka kita sendiri yang harus bergerak. Gimana caranya?
Saya biasanya akan membaca ulang bagian sebelumnya, memang mungkin sebagian orang menilai metode ini membuang waktu, tapi nyatanya efektif. Karena spesialisasi saya cerita sambung, kepaduan antara bagian satu dan bagian lainnya itu penting. Tidak mengandalkan sekali jadi. Makanya saya memilih membaca part sebelumnya.
Bisa juga kalau kita sudah punya catatan lengkap tentang planning cerita yang akan kita buat dari awal sampai akhir hingga epilog bahkan sequel. Kita bisa mempelajari ide itu lewat catatan kita.
Perencanaan itu penting.
6. Orang tidak paham dengan gaya tulisan kita?
Sejak awal kita menulis, kita sudah harus memikirkan target pembaca yang mungkin akan kita jangkau. Misalnya kita membuat dongeng anak-anak, tidak mungkin kan kita menggunakan kata majas dan bahasa tingkat tinggi dengan ke-'alay'-an maksimum? Pasti kita akan menyelami pola pikir anak-anak agar cerita kita dapat diterima.
Lalu jika kita akan menargetkan pembaca dewasa dengan gaya bahasa indah dan luar biasa ber-makna, mungkin mereka yang tidak paham adalah orang-orang yang kurang memahami bahasa penghayatan yang kita pakai. Sekali lagi itu bergantung target kita.
Kesimpulannya.... MULAILAH MENULIS?!! Karena menulis tidak merugikan diri kita. Justru kita akan mengembangkan kemampuan bahasa kita secara terus menerus. Orang akan dikenang melalui tulisan yang menjadi karyanya. Warisan yang tidak akan pernah pudar adalah warisan dengan bentuk tulisan yang mengandung ilmu bermakna serta sejuta pembelajaran berarti.
Jika masih ada yang masalah yang mungkin teman-teman hadapi tapi tidak tahu bagaimana menyelesaikannya. Mungkin bisa kita diskusikan bersama di blog saya ini. Saya suka saat ada yang mau berinteraksi dengan saya walaupun dengan masalah sederhana sekalipun.
Mungkin itu dulu yang bisa saya utarakan, itu beberapa masalah yang saya dan mungkin orang lain alami saat mulai aktif di dunia kepenulisan. Semua orang di lahirkan sebagai penulis, jadi jangan ragu lagi untuk mulai menulis walaupun sekedar status di media sosial karena itu salah satu jenis kepenulisan yang paling sering dilakukan.
Memulai semangat menulis
Reviewed by Fian ti Inoe
on
Oktober 19, 2017
Rating:

Asyik, bagus sekali ulasannya, sangat bermanfaat
BalasHapusTerimakasih,, semoga bisa menjadi lebih baik lagi
Hapus